Ketika kita mendengar kata Langkaplancar, hal-hal yang akan datang ke pikiran adalah: terpencil, tertinggal, jalan yang hancur, dan hal- hal yang membuat seseorang ciut nyali jika harus menginjakan kaki di Langkaplancar. Ketika masih bergabung dengan Kab, Ciamis bahkan sampai sekarangpun ketika sudah 'merdeka' dan masuk wilayah kabupaten Pangandaran, Langkaplancar akan selalu jadi bahan 'bully' dan bahan bercanda orang-orang mengingat daerahnya yang masih cukup tertinggal dalam segala hal terutama infrastruktur dan pendidikan. Namun dari sekian banyak bahan bully untuk Langkaplancar, sebenarnya ada banyak hal positif dari daerah ini yang akan membuat kita justru kagum terhadap daerah ini.
Secara teritorial, Langkaplancar berada di daerah pegunungan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tasikmalaya dan juga Kabupaten Ciamis. Jalur yang dapat ditempuh menuju Langkaplancar cukup banyak. Diantaranya:
a. Kota Ciamis/Kota Banjar - Cimaragas - Cidolog - Citalahab - Langkaplancar
b. Kota Ciamis/Kota Banjar - Pamarican - Cikupa - Karang kamiri - Langkaplancar
c. Tasikmalaya - Cineam - Karang Jaya - Citalahab - Langkaplancar
d. Parigi/Pangandaran - Jadimulya - Karang kamiri - Langkaplancar
e. Parigi/Pangandaran - Cigugur - Langkaplancar
Perjalanan dari sekian banyak rute menuju kesana kita harus naik turun bukit dengan kondisi jalan yang sebagian besar masih memprihatinkan. Jalanan menanjak dan menurun yang berbatu dan bergelombang karena belum di aspal akan sangat menyulitkan jika hujan datang akan sangat membahayakan bagi orang yang berkendara motor maupun mobil karena jalanan yang berlumpur dan licin.
Jalan masih berbatu |
Kondisi jalan Menuju Langkaplancar via Cikupa |
Namun sejak tahun 2015 ketika pertama kali menginjakan kaki di Langkaplancar sampai 3 tahun saya mengabdi, alhamdulillah infrastruktur di Langkaplancar terutama akses jalan dari kota kabupaten sedikit demi sedikit ada peningkatan. Dulu yang jalannya amburadul, sekarang sudah terlihat ada bagian yang di cor dan di aspal. Namun mengingat jarak yang cukup panjang dan luasnya kecamatan Langkaplancar, pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit maka infrasturktur ini belum bisa dikatakan memuaskan. Itulah sekelumit tentang kondisi Langkaplancar dulu dengan sekarang. Saya belum menceritakan institusi tempat saya bekerja, hehe. Jadi mari saya ceritakan.
Di kecamatan Langkaplancar, terdapat satu SMA Negeri bernama SMAN 1 Langkaplancar. Sebelum saya di tempatkan di sekolah ini, hanya terdapat 2 orang PNS yang bekerja di sekolah, sedangkan sisanya adalah pegawai honorer. Suatu keadaan yang cukup memprihatinkan mengingat sekolah negeri tapi minimnya pegawai yang ditempatkan oleh pemerintah. Kemudian Tahun 2014/2015 pemerintah membuka lowongan CPNS besar-besaran dan akhirnya SMAN 1 Langkaplancar mendapat alokasi Guru PNS baru sebanyak 7 orang. Ketujuh Guru PNS tersebut termasuk saya didalamnya, tidak ada seorang pun yang berasal dari wilayah setempat. Ketujuh orang tersebut berasal dari Majalengka (saya), Tasikmalaya, Garut, Cimahi, Cianjur, Banjarnegara, dan Purwokerto.
7 CPNS 2015 yang ditempatkan di SMAN 1 Langkaplancar |
Pengalaman pertama kali menginjakan kaki di sekolah saya cukup kaget karena sekolahnya masih belum mempunyai pintu gerbang maupun pagar sebagaimana kita melihat sekolah pada umumnya (sampai sekarang pun masih belum). hal lain yang saya jumpai adalah jumlah rombongan belajar (rombel) yang masih sedikit, ketika pertama saya datang rombel dari kelas X smapai XII hanya berjumlah 6 rombel. Aneh sekali padahal SMA ini adalah satu-satunya sekolah negeri yang ada di kecamatan Langkaplancar. Di tahun 2018, jumlah rombelnya alhamdulillah bisa bertambah menjadi 9 rombel dan semoga kedepannya makin bertambah lagi. aamiin.
Akses Masuk Sekolah yang belum ada gerbangnya :) |
- Walaupun perjalanan ke sekolah cukup ekstrim dan cuaca di sini dingin karena ada di pegunungan, jarang sekali melihat siswa berangkat ke sekolah memakai jaket atau helm.
- Karena kontur wilayah sekolah yang bukan berada di tanah datar dan lapang, sekolah kami memiliki 4 tingkat/lantai, antar lokasi kelas dipisahkan oleh bukit-bukit kecil.
- Sekolahnya belum punya gerbang dan pagar. Jadi disekolah kami tidak ada namanya siswa loncat pagar atau benteng untuk bolos sekolah.
- Walaupun tinggal di pelosok, prestasi siswa SMAN 1 Langkaplancar cukup membanggakan. Bisa dilihat piala yang terkumpul di sekolah kami,
- Karena sekolah yang tidak besar dan pegawai yang tidak banyak, rasa kekeluargaan antar pegawai sangat dekat.
- Karena Langakaplancar berada di daerah perbatasan, siswa SMAN 1 Langkaplancar cukup beragam. Selain dari daerah kabupaten Pangandaran, ada pula yang dari Tasikmalaya maupun Ciamis juga.
- Masih banyak hal positif yang belum bisa diceritakan. Hehe
Demikian cerita yang bisa sampaikan mengenai Langkaplancar dan sekolah tempat saya bekerja yaitu SMAN 1 Langkaplancar. Semoga daerah Langkaplancar umumnya dan SMAN 1 Langkaplancar khususnya terus berkembang dan bisa memangkas ketertinggalan sehingga bisa bersaing dengan daerah lain dalam berbagai bidang untuk sukses di masa depan.