Setelah sekian lama ga nulis di blog ini, akhirnya sempet juga
akhirnya posting tulisan disisni. Nah, Sampai tahun 2018 ini genaplah
saya menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di tempat saya sekarang
bekerja yakni SMAN 1 Langkaplancar Kabupaten Pangandaran. Ada begitu
banyak suka duka yang saya alami selama bekerja di sebuah tempat yang
berada di daerah pelosok di sebuah kabupatenyang usianya baru 5 tahun
saja.
Ketika kita mendengar kata Langkaplancar, hal-hal
yang akan datang ke pikiran adalah: terpencil, tertinggal, jalan yang
hancur, dan hal- hal yang membuat seseorang ciut nyali jika harus
menginjakan kaki di Langkaplancar. Ketika masih bergabung dengan Kab,
Ciamis bahkan sampai sekarangpun ketika sudah 'merdeka' dan masuk
wilayah kabupaten Pangandaran, Langkaplancar akan selalu jadi bahan
'bully' dan bahan bercanda orang-orang mengingat daerahnya yang masih
cukup tertinggal dalam segala hal terutama infrastruktur dan pendidikan.
Namun dari sekian banyak bahan bully untuk Langkaplancar, sebenarnya
ada banyak hal positif dari daerah ini yang akan membuat kita justru
kagum terhadap daerah ini.
Secara teritorial,
Langkaplancar berada di daerah pegunungan yang berbatasan langsung
dengan Kabupaten Tasikmalaya dan juga Kabupaten Ciamis. Jalur yang dapat
ditempuh menuju Langkaplancar cukup banyak. Diantaranya:
a. Kota Ciamis/Kota Banjar - Cimaragas - Cidolog - Citalahab - Langkaplancar
b. Kota Ciamis/Kota Banjar - Pamarican - Cikupa - Karang kamiri - Langkaplancar
c. Tasikmalaya - Cineam - Karang Jaya - Citalahab - Langkaplancar
d. Parigi/Pangandaran - Jadimulya - Karang kamiri - Langkaplancar
e. Parigi/Pangandaran - Cigugur - Langkaplancar
Perjalanan
dari sekian banyak rute menuju kesana kita harus naik turun bukit
dengan kondisi jalan yang sebagian besar masih memprihatinkan. Jalanan
menanjak dan menurun yang berbatu dan bergelombang karena belum di aspal
akan sangat menyulitkan jika hujan datang akan sangat membahayakan bagi
orang yang berkendara motor maupun mobil karena jalanan yang berlumpur
dan licin.
|
Jalan masih berbatu |
|
Kondisi jalan Menuju Langkaplancar via Cikupa |
Namun
sejak tahun 2015 ketika pertama kali menginjakan kaki di Langkaplancar
sampai 3 tahun saya mengabdi, alhamdulillah infrastruktur di
Langkaplancar terutama akses jalan dari kota kabupaten sedikit demi
sedikit ada peningkatan. Dulu yang jalannya amburadul, sekarang sudah
terlihat ada bagian yang di cor dan di aspal. Namun mengingat jarak yang
cukup panjang dan luasnya kecamatan Langkaplancar, pasti membutuhkan
biaya yang tidak sedikit maka infrasturktur ini belum bisa dikatakan
memuaskan. Itulah sekelumit tentang kondisi Langkaplancar dulu dengan
sekarang. Saya belum menceritakan institusi tempat saya bekerja, hehe.
Jadi mari saya ceritakan.
Di kecamatan Langkaplancar,
terdapat satu SMA Negeri bernama SMAN 1 Langkaplancar. Sebelum saya di
tempatkan di sekolah ini, hanya terdapat 2 orang PNS yang bekerja di
sekolah, sedangkan sisanya adalah pegawai honorer. Suatu keadaan yang
cukup memprihatinkan mengingat sekolah negeri tapi minimnya pegawai yang
ditempatkan oleh pemerintah. Kemudian Tahun 2014/2015 pemerintah
membuka lowongan CPNS besar-besaran dan akhirnya SMAN 1 Langkaplancar
mendapat alokasi Guru PNS baru sebanyak 7 orang. Ketujuh Guru PNS
tersebut termasuk saya didalamnya, tidak ada seorang pun yang berasal
dari wilayah setempat. Ketujuh orang tersebut berasal dari Majalengka
(saya), Tasikmalaya, Garut, Cimahi, Cianjur, Banjarnegara, dan
Purwokerto.
|
7 CPNS 2015 yang ditempatkan di SMAN 1 Langkaplancar |
Pengalaman
pertama kali menginjakan kaki di sekolah saya cukup kaget karena
sekolahnya masih belum mempunyai pintu gerbang maupun pagar sebagaimana
kita melihat sekolah pada umumnya (sampai sekarang pun masih belum). hal
lain yang saya jumpai adalah jumlah rombongan belajar (rombel) yang
masih sedikit, ketika pertama saya datang rombel dari kelas X smapai XII
hanya berjumlah 6 rombel. Aneh sekali padahal SMA ini adalah
satu-satunya sekolah negeri yang ada di kecamatan Langkaplancar. Di
tahun 2018, jumlah rombelnya alhamdulillah bisa bertambah menjadi 9
rombel dan semoga kedepannya makin bertambah lagi. aamiin.
|
Akses Masuk Sekolah yang belum ada gerbangnya :) |
|
Hal hal unik yang saya jumpai selama 3 tahun mengabdi disini diantaranya:
-
Walaupun perjalanan ke sekolah cukup ekstrim dan cuaca di sini dingin
karena ada di pegunungan, jarang sekali melihat siswa berangkat ke
sekolah memakai jaket atau helm.
- Karena kontur wilayah
sekolah yang bukan berada di tanah datar dan lapang, sekolah kami
memiliki 4 tingkat/lantai, antar lokasi kelas dipisahkan oleh
bukit-bukit kecil.
- Sekolahnya belum punya gerbang dan
pagar. Jadi disekolah kami tidak ada namanya siswa loncat pagar atau
benteng untuk bolos sekolah.
- Walaupun tinggal di
pelosok, prestasi siswa SMAN 1 Langkaplancar cukup membanggakan. Bisa
dilihat piala yang terkumpul di sekolah kami,
- Karena sekolah yang tidak besar dan pegawai yang tidak banyak, rasa kekeluargaan antar pegawai sangat dekat.
-
Karena Langakaplancar berada di daerah perbatasan, siswa SMAN 1
Langkaplancar cukup beragam. Selain dari daerah kabupaten Pangandaran,
ada pula yang dari Tasikmalaya maupun Ciamis juga.
- Masih banyak hal positif yang belum bisa diceritakan. Hehe
Demikian
cerita yang bisa sampaikan mengenai Langkaplancar dan sekolah tempat
saya bekerja yaitu SMAN 1 Langkaplancar. Semoga daerah Langkaplancar
umumnya dan SMAN 1 Langkaplancar khususnya terus berkembang dan bisa
memangkas ketertinggalan sehingga bisa bersaing dengan daerah lain dalam
berbagai bidang untuk sukses di masa depan.