Terlahir di keluarga dan daerah miskin memang bukan keinginan setiap orang. Namun, terlahir miskin bukan halangan untuk menjadi sesorang yang pintar, kreatif, dan bermanfaat bagi orang lain. Begitulah mungkin hikmah yang bisa saya ambil setelah menonton film yang diangkat dari kisah nyata berjudul "The Boy Who Harnessed The Wind", film yang dirilis sekitar tahun 2019.
Disaat merebaknya wabah COVID-19 ini membuat saya banyak waktu luang. Sekolah libur, kerjaan berkurang membuat saya menjadi lebih sering bersama anak dan istri saya. Di tengah banyaknya waktu luang saya berlangganan NETFLIX, supaya bisa menonton lebih banyak film dengan lebih gampang tanpa perlu download atau mencari-cari di situs streaming ilegal.
Ketika membuka NETFLIX, ada saran menonton film ini. Sebuah film yang mengisahkan seorang anak bernama William yang hidup di daerah Afrika, tepatnya Malawi (pernah dengar ga nama Malawi? hehe). William hidup bersama keluarganya yang kurang mampu di sebuah desa yang kurang subur. Sebagian besar warga desa berprofesi sebagai petani dengan menanam jagung dan sayuran lainnya. Namun, bertani di tanah yang tandus dan kesulitan air membuat para petani kesulitan.
William berjuang menghadapi kesengsaraan, terancam kelaparan, dikeluarkan dari sekolah karena tidak ada biaya membayar SPP. Kemiskinan tidak menyurutkan semangat William dan keluarganya untuk tetap hidup dan memberi manfaat bagi masyarakat.
Momen yang membuat saya terenyuh adalah ketika orang tua William harus mengorbanka satu-satunya sepeda yang dimiliki demi anaknya yang ingin membuat sebuah kincir angin. William mempunyai misi membuat kincir angin. Dengan kicir angin itu dia berharap bisa mengaliri listrik untuk pompa air yang akan mengairi lahan jagung orangtuanya.
Film ini akan mengingatkan saya untuk selalu bersyukur. Saya ingat orang tua saya yang juga seorang petani. Namun kami beruntung bisa tinggal di daerah pertanian yang subur, air mengalir sepanjang tahun sehingga lahan pertanian tidak akan kekeringan. Saya juga bersyukur orang tua saya bisa menyekolahkan saya hingga perguruan tinggi. Tidak terbayang jika saya lahir di tanah Afrika yang gersang dan tandus seperti yang dialami oleh William.
Bagi yang ingin melihat trailer film ini, bisa dilihat di kanal youtube berikut ini